Optimalisasi Kesehatan Haji melalui Kompetensi Tim Kesehatan Haji yang Berkualitas

December 12, 2018, oleh: superadmin


Pelayanan tim kesehatan haji membutuhkan keahlian khusus bagi jemaah haji selama menjalankan ibadah di Tanah Suci Mekah. Tim kesehatan dituntut untuk selalu optimal dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada para jemaah. Tentu, mereka juga harus tahu betul bagaimana teknik atau cara penanganan kesehatan bagi jama’ah yang sedang melaksanakan ibadah haji.
Dalam menjawab serta mencari tahu perihal persoalan tersebut, Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menggelar Seminar dan Workshop Annual Scientific Forum (ASF) yang ke – 5 dengan tema Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Haji melalui Peningkatan Kompetensi Tim Kesehatan Haji yang Berkualitas. Kegiatan ini diselenggarakan pada sabtu (8/12) di Gedung Kasman Singodimedjo Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan diikuti oleh 60 peserta dari berbagai institusi.
Dalam sambutannya, Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE sangat mengapresiasi kegiatan seminar dan workshop ini. “Memberikan pelayanan kesehatan kepada para jamaah haji sudah menjadi pahala bagi tim kesehatan itu sendiri. Saya berharap dengan adanya kegiatan ini, dapat memudahkan mahasiswa keperawatan dari UMY yang berkeinginan menjadi tim kesehatan haji.” ungkapnya.
H. Nurudin, S.H., M.H., Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kulonprogo, D.I. Yogyakarta, selaku pembicara dalam forum tersebut, mengatakan bahwa masa antri yang cukup lama menjadi tantangan tersendiri bagi para calon jamaah haji Indonesia. Terlebih, mayoritas calon jama’ah haji telah berusia lanjut. “Untuk saat ini waktu antrian mencapai 20 tahun. Ketika giliran mereka yang menunaikan ibadah haji, usia mereka telah menginjak kategori usia lanjut.” kata. Para jemaah juga harus dalam kondisi fisik yang prima karena pelaksanaan ibadah haji berlangsung cukup lama, yaitu 40 hari untuk haji reguler. “Salah satu syarat utama seseorang untuk bisa melaksanakan ibadah haji atau istitha’ah adalah mampu secara fisik, sehingga dapat melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk’.” Imbuhnya.
Dr. dr. Kusbaryanto., FISPH., FISCM, dosen UMY, selaku pembicara lainnya mengatakan, bahwa tenaga medis haji harus kompeten karena selama pelaksanaan haji, mereka harus siap dengan segala kondisi para jama’ah yang jumlahnya sangat banyak dan didominasi oleh orang tua. “ISPA, astenia, hingga penyakit jantung adalah jenis penyakit yang sering dijumpai selama melaksanakan ibadah haji. Selain itu, permasalahan psikologis juga sering ditemui. Misal, jama’ah yang terlalu memikirkan kondisi keluarganya di tanah air sehingga mengakibatkan stres.” ujarnya.
Kusbaryanto juga menambahkan, prinsip utama seorang tenaga medis haji adalah menjaga diri dan memantau kesehatan jama’ah haji secara menyeluruh selama melaksanakan ibadah. “Salah satu contoh menjaga diri adalah tidak perlu memaksakan untuk melakukan ibadah sunnah, seperti mencium hajar aswad.” Imbuhnya.