Stroke merupakan penyebab angka mordibilitas dan mortalitas, tercatat pada tahun 2014 di Amerika Serikat terdapat 795.000 kasus baru stroke dan 610.000 kasus stroke dengan kondisi serangan pertama. Sedangkan di Indonesia berdasarkan hasil riekesdas tahun 2018 angka kejadian penyakit stroke dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 10.9 per 1000 penduduk di tahun 2018. Sebagian besar penyakit stroke diderita oleh laki-laki di bandingkan dengan perempuan.

Penyebab dari stroke iskemik adalah arterosklerosis yang dapat ditemukan di arteri pada area pembuluh darah tertentu, seperti aorta, arteri iliaca, arteri koorner, arteri intrakranial maupun arteri ekstrakranial. Carotid Artery Diseases (CAD) merupakan penyempitan pada arteri karotis interna eksternal 50% atau lebih. Kejadian ini dapat terjadi secara simptomatik maupun asimptomatik. Namun pada penderita stenosis arteri karotis tidak memiliki gejala, kondisi ini dapat menyebabkan pembentukan trombosis.

Salah satu penanganan pasien dengan CAD adalah dengan Stenting Arteri Karotis (CAS), Konsep CAS merupakan pilihan perawatan minimal invasif yang efektif untuk mengelola penyempitan pada arteri kaotis dan mencegah stroke. Komplikasi yang dapat muncul dari tindakan CAS dapat terjadi spasme, pembentukan gumpalan darah, robeknya dinding arteri dan sindrom hiperfusi yang dapat menyebabkan masalah dengan sistem saraf. Peran perawat dalam menangani pasien dengan stroke atau pasca CAS sebagai edukator dengan memberikan edukasi ke pasien proses mengkonsumsi obat antiplatelet pasca tindakan CAS yaitu dua antiplatelet, penggunaan aspirin dan klopodogrel yang diberikan selama 4 minggu. Perawat juga akan mengobservasi dan memastikan tidak terjadi komplikasi pasca tindakan khusunya pada area penusukan kateter, seperti adanya perdarahan, munculnya pembengkakan dan bahkan timbulnya reaksi alergi.

By:

Frenly F. Muntu Untu, S.Kep., Ns

Berty I. Kitong, S.Kep., Ns

Dewi A. Sudjianto, S.Kep., Ns

Conny W. Berikang, S.Kep., Ns

Dr. Nur Chayati, Ns., M.Kep